Di
balik keindahan lembah Sungai Indus ternyata tersimpan misteri. Salah satu
pemukiman tertua di dunia terdapat di salah satu titik lembah ini yang bernama Mohenjo Daro yang terkadang diartikan
sebagai “Mound of Dead”. Menurut analisa, Mohenjo Daro merupakan sebuah Kota
Metropolis di masa lalu yang memiliki populasi penduduk hingga 35.000 jiwa.
Sekarang ini situs Mohenjo Daro berada dalam wilayah administrasi tanah tinggi,
distrik Larkana, Provinsi Sindh, Pakistan.
Mohenjo
Daro mulai dibangun pada sekitar tahun 2.600 tahun SM dan merupakan salat satu
pusat perekonomian dan administrasi di Lembah Sungai Indus. Oleh sebab itu
pembangunan Kota Mohenjo Daro ini secara terencana. Kota ini memiliki grid
jalan yang terenana dan sistem drainase yang rumit mengisyaratkan bahwa para
penghuni kota ini adalah perencana kota yang terampil dan sangat memperhatikan
sistem pengairan. Meskipun hingga sekarang menjadi sebuah misteri tentang
siapakah bangsa yang tinggal di kota ini.
Kota
ini tidak memiliki istana mewah, kuil, atau monumen. Tidak ada sistem pemerintah
yang jelas atau adanya bukti kekuasaan dari raja atau ratu. Kesederhanaan,
ketertiban, dan kebersihan rupanya disukai oleh penduduknya. Artefak yang
ditemukan hanya berupa tembikar dan alat-alat dari tembaga serta batu yang
standar. Tetapi terdapat kontrol yang ketat terhadap sistem perdagangan. Kekayaan
kota ini dapat terlihat dalam artefak seperti gading, lapis, akik, dan
manik-manik emas. Bangunan-bangunan di kota ini begitu maju, dengan
struktur-struktur yang terdiri dari batu-bata buatan lumpur dan kayu bakar
terjemur matahari yang merata ukurannya.
Di
dekat lumbunh terdapat sebuah kolam yang disebut “Great Bath” yang memiliki
dinding dari batu bata dengan dilapisi tar alami yang bertujuan untuk mencegah
kebocoran, bertengger di atas bukit
kecil. Kolam yang berukuran 12 x 7 m tersebut berfungsi sebagai tempat
pemandian umum dan juga dijadikan tempat sebagai upacar keagamaaan.
Sumur
dapat ditemukan di seluruh kota, dan hampir setiap rumah terdapat tempat mandi
dan sistem drainase. Dengan belum adanya bukti kekuasaan raja atau ratu, maka
kemungkinan Mohenjo Daro merupakan negara kota yang diatur oleh pejabat atau
elite terpilih dari masing-masing wilayah.
Pada
puncak kejayaannya, Mohenjo-daro adalah kota yang paling terbangun dan maju di Asia Selatan, dan mungkin juga di dunia. Tahun 1900 SM,
Mohenjo Daro mulai ditinggalkan. Penyebab berakhirnya peradaban di Sungai Indus
ini masih menjadi misteri. Adanya berpendapat bahwa Mohenjo Daro telah tiga
kali mengalami banjir besar akibat luapan dari Sungai Indus. Pendapat ini pun
disanggah oleh pendapat lain yang mangatakan bahwa Sungai Indus mengubah arah,
yang akan menghambat ekonomi pertanian lokal sehingga dapat mengangu
kepentingan kota sebagai pusat perdagangan.
Arkeolog
pertama kali mengunjungi Mohenjo Daro pada tahun 1911. Beberapa penggalian
terjadi pada tahun 1920 melalui 1931. Penggalian kecil berlangsung di tahun 1930-an,
dan penggalian berikutnya terjadi pada tahun 1950 dan 1964.
Sumber:
ConversionConversion EmoticonEmoticon