Apa
yang akan kita pikirkan pertama kali tentang Afganistan?. Mayoritas akan
menjawab bahwa Afganistas erat dengan medan perang. Ya,dapat dikatakan itu
benar, karena sekarang ini kondisi wilayah negara Afganistan sedang mengalami
konflik perang terutama dengan pasukan Taliban. Mekipun demikian, di dalam
negeri Afganistan tersimpan banyak Mahakarya warisan masa lampau. Dan sayangnya
tidak semua dapat terjaga dengan baik. Misalnya saja patung Budha Kolosal raksasa
yang dipahat di sebuah dinding, peninggalan abad ke-13 M yang ada di Banyamin
telah dihancurkan oleh pasukan Taliban. Masih banyak situs kuno lain peninggalan
periode pra Islam di Afganistan yang membutuhkan perawatan dan pengawanan agar
tidak mengalami hal yang sama seperti di Bamiyan, misalnya situs kota kuno Ai
Khanum.
Ai
Khanum atau Ai Khanoum atau Ay Khanum yang berrarti “Lady Moon”. Kota ini mulai
didirikan pada abad ke-4 SM setelah penaklukan Raja Alexander Agung. Ai Khanum
yang terletak di tepi Sungai Oxus menjadi salah satu kota utama dari Kerajaan
Balkh-Yunani. Sekarang kota ini termausk ke dalam wilayah Privinsi Takhar,
Afganistan, tepatnya pada daratan di sekitar pertemuan Sungai Amu Darya (dulu
bernama Oxus) dan Sungai Kokcha.
Sebelum
ditemukan kembali oleh arkelolog modern, penduduk setempat telah menemukannya
terlebih dahulu dan mereka menggali kemudian mengambil artefak, tembikar dan
koin-koin yang tertinggal di situs ini untuk dijual ke pasar gelap. Penduduk
menyebutnya sebagai “Kota Kafir” karena situs ini terlihat sebagai sisa medan
pertempuran.
Jika
berkunjung ke situs Ai Khanum ini, maka kita akan dapat sekalian mengunjungi
situs kuno lainnya. Di sebelah utara dan selatan terdapat sebuah daerah yang
memiliki lanskap tanah tandus yang bergelombang dan batuan berwarah merah.
Tempat tersebut merupakan reruntuhan Kerajaan Kuno Batria. Sementara di sebelah
selatan Ai Khanum merupakan daerah lembah hijau yang menjadi tempat reruntuhan
patung Budha di Bamiyan. Perjalanan menyusuri bekas Provinsi Balkh utara ini
seperti berpetualang dalam lorong waktu. Di tempat ini kita seperti seakan-akan
berada pada masa Kekaisaarn Persia, Penaklukan Alexander Agung, dan kedatangan
Islam.
Pada
tahun 1961, Raja Afganistan yaitu Mohammad Zaher Chach sedang berburu dan tidak
sengaja menemukan kota kuno Ai Khanum ini yang diyakini sebagai salah satu Kota
Yunani terindah di Asia Tengah. Kota ini 2 km panjang dan lebar 1,5 km, terbagi
antara kota atas dan bawah seperti kebanyakan kota-kota Yunani. Ada jalan utama,
dan sebagian besar bangunannya bergaya Yunani, namun tidak sepenuhnya. Bahkan,
arsitektur kota juga mendapatkan pengaruh dari Iran. Pada masa lampau
perkembangan kota ini dapat dibagi menjadi empat tahapan.
Pertama,
tahap pendudukan. Periode ini terjadi pada dekade awal abad ke-4 SM yang
mencakup tahap pembangunan awal kota yang dilakukan oleh salah satu jenderal
Alexander Agung atau Perdiccas. Fase kedua, dimulai pada dekade abad ke-3 SM
yang terkait dengan ekspediai Antiochos terhadap para perantau di daerah ini. Ini
adalah fase nyata pertama pembangunan kota, dalam rangka Helenisasi dari dunia
Helenistik timur
Tahap
ketiga dimulai sekitar 170 SM, ketika masa awal Raja Eucratides dan dia meletakkan
ibukotanya di sini. Hal ini ditunjukkan dengan bangunan seperti istana atau
gimnasium indah. Tahap keempat dimulai sekitar 145 SM, ketika kota jatuh ke
penjajah Saka. Kota ini rusak tapi penjajah Sakas menetap di sini selama satu
dekade, dan kemudian bangsa Yuezhei menghancurkan kota ini.
Di
masa modern ini, arkeolog pertama yang mulai melakukan riset terhadap situs ini
merupakan arkelolog Perancis yang bernama Paul Bernard. Ia melakukan riset
atara tahun 1964 dan 1978 dengan bekerja sama dengan ilmuwan Rusia. Setelah
melakukan riset dan penggalian maka dapat dipetakkan bahwa di wilayah bekas
Provinsi Balkh ini (termasuk Ai Khanum) terdapat 135 situs arkeologi yang
menarik dan berisi harta kuno. Riset ini harus ditinggalkan karena timbulnya
perang antara Afganistas-Uni Soviet di Afganistan, perang saudara diantara
penduduk Afganistan, pendudukan Taliban. Situs ini pun dijarah dan menjadi
medan pertempuran, akibatnya sekarang situs ini rusak parah dan hanya
tertinggal sedikit saja artefak.
Sumber:
1 komentar:
Click here for komentarwahh ini keren benerrr , makasih ya kak
ConversionConversion EmoticonEmoticon