Genosida
adalah tindakan yang disengaja untuk secara sistematis menghilangkan kelompok
budaya, etnis, bahasa, kebangsaan, ras atau agama lain.
Kata Genosida merupakan kombinasi dari kata "gen" (ras, orang) dan
"kode" (membunuh). Konvensi PBB mendefinisikan Genosida sebagai
"tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, secara
keseluruhan atau sebagian bangsa, kelompok etnis, ras atau agama
Istilah
"genosida" tidak ada sebelum tahun 1944. Ini adalah istilah yang
sangat spesifik, mengacu pada kejahatan kekerasan yang dilakukan terhadap
kelompok-kelompok dengan maksud untuk menghancurkan keberadaan kelompok dan hak
asasi manusia, seperti yang tercantum dalam RUU AS Rights atau Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia PBB 1948 mengenai keprihatinan hak-hak individu. Dalam sejarah peradaban manusia telah
terjadi banyak kasus mengenai Genosida. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada
korban genosida, berikut akan diuraikan 10 kasus genosida yang paling diingat
manusia.
1.
Kurdi
Kurdi
merupakan etnis Iran kuno yang tersebar di beberapa negara di Timur Tengah.
Diperkirakan bahwa dua puluh persen dari penduduk Irak adalah Kurdi, dengan
sebagian besar permukiman berada di bagian utara negara itu. Mereka secara
historis bertentangan dengan pemerintah Irak, dan ketegangan memuncak selama
Perang Iran-Irak tahun 1980-an, ketika rezim Baath dibawah pimpinan Saddam
Hussein dilakukan Operasi Militer Al-Anfal.
Operasi militer ini dipimpin oleh sepupu Hussein,
Ali Hassan al-Majid, yang menggunakan gas mustard, sarin, dan gas saraf VX. Dia
kemudian dijuluki Chemical Ali. Diperkirakan lebih dari 180.000 orang Kurdi tewas
dan beberapa ribu lebih masih belum ditemukan. Chemical Ali ditangkap
oleh militer Amerika dan dieksekusi karena kejahatan perang, termasuk perannya
dalam genosida Kurdi.
2.
Moriori
Suku
Maori adalah orang-orang Polinesia asli yang berada do Selandia Baru.
Mereka telah berdiam di daerah itu untuk sekitar delapan ratus tahun. Sekitar
lima ratus tahun yang lalu, sekelompok Maori bermigrasi ke Kepulauan
Chatham di dekat wilayah suku Moriori telah hidup dengan damai selama ratusan
tahun.
Sayangnya, suku Maori sukan berperang dan ketika
bangsa Amerika dan Eropa datang ke wilayah Selandia Baru, suku ini menjalin
hubungan dengan bangsa asing itu. Suku Maori sangat kagum dengan senjata dari
Barat yang dibawa bangsa asing ini. Maka suku Maori menjalin hubungan
perdagangan senjata dengan bangsa Barat.
Mulai tahun 1835, Maori yang telah bersenjata
lengkap tiba di Kepulauan Chatham untuk menyerbu, membunuh dan memakan sepupu mereka
yang tak berdaya, suku Moriori. Mereka yang selamat diperbudak, dan dipaksa
untuk kawin dengan Maori. Dalam waktu kurang dari tiga puluh tahun dari penyerbuan
pertama itu, hanya ada 101 Moriori tersisa. Suku Moriori asli yang tersisa meninggal
pada tahun 1933.
3.
Potato Famine di Irlandia
Inggris memang tidak dapat disalahkan secara
langsung untuk pihak yang menyebabkan Potato Famine Irlandia tetapi banyak sejarawan
berpendapat bahwa kegagalan mereka untuk bertindak cepat dapat ditafsirkan
sebagai tindakan genosida. Selama berabad-abad, telah ada hubungan buruk antara
Inggris dengan sebagian besar penganut Protestan dan Katolik Irlandia. Bahkan
hingga sekarang ini hubungan buruk Inggris masih ada dengan kelompok separatis Tentara
Republik Irlandia.
Irlandia adalah tanah yang subur, dan selama bertahun-tahun
daerah ini mengeskspor hasil pertaniannya ke ke Inggris. Ketika Irlandia itu
tiba-tiba, daerah ini terancam oleh hawar (salah satu jenis penyakit
padi atau tanaman), Inggris telah menutup pelabuhannya untuk ekspor dari Irlandia.
Tentu hal ini membuat Irlandia tidak dapat menjaga pasokan makanan. Ratusan
ribu orang Irlandia mulai sekarat karena penyakit dan kelaparan antara tahun
1846-1852. Ditambah pula ada peraturan yang ditetapkan oleh pemilik tanah kaya
Inggris yang menendang petani dari tanah mereka, ketika mereka tidak mampu membayar
sewa. Akibatnya, lebih dari satu juta Irlandia meninggal, dan jutaamn lain dipaksa
untuk berhijrah dari Irlandia.
4.
Rwanda
Seperti
Maori dan Moriori, orang-orang Hutu dan Tutsi kemungkinan berasal dari nenek
moyang yang sama yaitu cabang orang Bantu. Kedatanga imperialis
asing yaitu Belgia dan Jerman ke wilyah negara mereka membuat kedua suku
tersebut terpecah dan saling bersaing. Orang-orang Eropa membagi dua kelompok berdasarkan
status ekonomi, orang Tutsi menjadi kelompok elite, karena mereka kaya (minimal untuk dapat masuk kelompok ini
harus memiliki sepuluh sapi yang menjadi kebutuhan dasar). Sementara orang Hutu
menjadi kelompok yang termaginalkan. Apabila ada orang Hutu yang memiliki “segepok
uang” maka ia bisa mengubah statusnya menjadi Tutsi.
Selama bertahun-tahun, kelas elit Tutsi berkuasa
di Rwanda, menegakkan aturan mereka dalam beberapa kasus kekerasan yang besar
terhadap rakyat Hutu. Namun pada awal 1990-an pemberontakan dimulai, suku Hutu terlibat
dalam pembantaian genosida Tutsi. Ratusan ribu orang Rwanda tewas. Metode yang sering
dilakukan dalam perang ini adalah eksekusi dengan parang, karena harga amunisi/peluru
senjata terlalu mahal dan sulit didapat. Pemerkosaan, mutilasi, dan penyebaran penyakit
yang disengaja juga digunakan sebagai alat teror. Ada catatan yang sangat
berbeda dari jumlah akhir korban, beberapa orang yang mengklaim bahwa ada lima
ratus ribu korban, dan sementara yang lain mengatakan ada lebih dari satu juta.
5.
America Native / Penduduk Asli Amerika
Sangat sulit untuk menentukan dengan tepat berapa
banyak pribumi yang ada di Amerika
sebelum kedatangan Christopher Columbus, tetapi diperkirakan jumlah mereka minimal
satu juta. Setelah tahun 1492, orang
Eropa datang ke Amerika seperti sebuah banjir besar. Jumlah mereka yang besar
di Amerika membuat mereka dapat merebut kendali atas sumber daya alam yang
besar di Dunia Baru ini. Meskipun demikian terdapat kerikil besar dalam Dunia
Baru ini, yaitu penduduk aslinya yang tidak senang akan kedatangan orang asing.
Di
Amerika Selatan, Francisco Pizarro membantai bangsa Inca. Di Meksiko, Hernán
Cortés menghancurkan Aztec. Tapi yang paling menjadi
penyebab kehancuran penduduk asli ini adalah penyakit terutama penyakit cacar
karena mereka tidak memiliki kekebalan. Apakah Eropa sengaja berusaha untuk
menginfeksi orang-orang pribumi? hal ini masih diperdebatkan. Jutaan penduduk
asli tewas, desa-desa mereka dibakar. Hingga hari ini telah banyak suku dan adat
istiadat kuno Amerika telah hilang selamanya.
6.
Suku Pygmy
Suku Pygmy hidup di Afrika Tengah, dan mereka terdiri
dari beberapa suku. Secara umum yang
disebut suku Pygmy adalah mereka yang telah mencapai usia dewasa tetapi
tingginya kurang dari lima puluh sembilan inci. Ada beberapa teori mengeni aalasan
mereka bertubuh kecil, tetapi tidak ada yang benar-benar akurat.
Sebagian besar Pygmiy yang merupakan orang
primitif, tinggal di hutan. Mereka telah sangat menderita selama perang sipil
Kongo di wilayah tersebut. Perwakilan Pygmy telah mengajukan banding
mati-matian untuk PBB, mengklaim bahwa kelompok pemberontak seperti Gerakan
Pembebasan Kongo telah berburu dan mengorbankan rakyat Pygmy seolah-olah mereka
binatang liar. Diperkirakan hanya ada 500.000 orang Pygmy yang tersisa, dan
jumlah mereka tajam menurun karena terjadinya pembantaian dan deforestasi.
7.
Armenia
Kekaisaran Ottoman, yang sekarang wilyahnya
menjadi negara Turki modern, bertanggung jawab untuk banyak sekali pelanggaran
HAM, termasuk Genosida Armenia yang menakutkan. Aktivitas genosida ini dimulai
tahun 1915, berhenti sejenak karena adanya Perang Dunia I tetapi kemudian
dilanjutkan kembali. Kekaisar Ottoman bersikap sangat keras pada orang Armenia,
minoritas Kristen.
Meskipun tidak begitu mirip dengan Holocaust, tetapi
genosida ini dianggap mengerikan. Laki-laki berbadan sehat dibantai, dan
perempuan serta anak-anak dipaksa untuk memulai pawai kematiannya sendiri
melalui gurun Suriah. Seluruh desa dibakar dengan penghuninya masih di dalam,
dan kapal dengan muatan orang Armenia dibawa ke Laut Hitam dan tenggelam. Setidaknya
ada dua lusin kamp konsentrasi didirikan, di mana di kamp tersebut dengan
disengaja terjadi keracunan dan penyerangan dengan gas beracun. Anak-anak yang
tidak bersalah disuntik oleh dokter Turki dengan darah darah pasien demam
tifoid. Jumlah korban dari genosida ini masih diperdebatkan tapi perkiraan
antara 600.000 dan 1,8 juta orang Armenia mati.
8.
Aborigin
Aborigin
adalah salah satu ras yang paling kuno di seluruh dunia.
Hasiltes DNA baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka berasal dari Asia, setelah
tiba di Australia 50.000 tahun yang lalu atau lebih tua lagi. Dimulai pada
tahun 1909 (dan terus ke 1970-an), pemerintah Australia menerapkan kebijakan
menghapus atau mengambil anak Aborigin dari orang tua mereka.
Tujuan yang paling sesuai di belakang program ini
masih bisa diperdebatkan, dengan beberapa mengklaim mereka diambil dari orang
tuanya untuk "melindungi" dari cara pendidikan primitif orang tua
mereka. Sementara yang lain mengklaim bahwa anak-anak Aborigin dibawa ke salah
tempat untuk mencegah percampuran antar ras dengan kulit putih, atau untuk menghancurkan
jejak warisan asli mereka. Sejarawan masih memperdebatkan apakah ini termasuk
ke dalam genosida, tetapi pada tahun 2008, pemerintah Australia diminta
permintaan maaf secara resmi kepada "generasi yang dicuri."
9.
Holocaust
Sejak zaman kuno, orang-orang Yahudi telah
dianiaya oleh orang Mesir, Roma, dan Kristen. Tetapi diantara semua kekerasan
terhadap Yahudi adalah Holocaust Nazi oleh Adolf Hitler.
Sebelumnya
harus telebih dulu dipahami kondisi sosial ekonomi dari Jerman pada tahun-tahun
setelah Perang Dunia Satu. Negara telah mengakuisisi utang besar, dan pampasan
perang memaksa negara ini berada dalam ekonomi buruk. Inflasi sangat buruk membuat
orang Jerman menghabiskan tabungannya hanya untuk beberapa potong roti.
Di tengah kekacauan ini, Hitler mempropagandakan
kebenciannya dengan menggunakan orang-orang Yahudi sebagai kambing hitam atas
segala masalah yang terjadi. Orang-orang Yahudi digiring ke ghetto dan dibawa
dengan kereta api ke kamp-kamp konsentrasi, di mana mereka dibunuh dan disiksa
dengan cara yang paling tak terbayangkan. Pada tahun 1945, ketika kamp
dibebaskan, sedikitnya enam juta orang Yahudi tewas.
10.
Bosnia
Jatuhnya Uni Soviet membuat terjadinya konsekuensi
politik sosial di bekas wilyahnya. Diantara semuanya, tidak ada yang lebih dahsyat
daripada di bekas negara Yugoslavia. Dimulai pada tahun 1990, negara ini mulai menjadi
republik, yang mengarah kepada ketegangan etnis intens dan perpindahan
penduduk.
Hal terburuk yaitu kejahatan kemanusiaan terjadi
di negara Bosnia yang baru terbentuk. Jenderal Ratko Mladic, pimpunan Tentara
Republika Srpska memimpin sebuah operasi militer terhadap ribuan Muslim Bosnia
dan Serbia dalam upaya untuk "pembersihan etnis" di daerah ini.
Sebuah kedamaian di daerah itu akhirnya muncul pada tahun 1995, tetapi upaya
ini terlambat kerena baru muncul setelah lebih dari dua puluh ribu korban dan kebanyakan
dari mereka telah mengalami eksekusi, pembakaran, perkosaan, dan bahkan
pemenggalan di depan publik.
1 komentar:
Click here for komentarButuh Bandar Online terpercaya ?
Yuk join aja menjadi member Di TogelPelangi
Menyediakan permainan ;
Togel
Live dd48red blue
serta memberikan prediksi terakurat
DISKON Pemasangan :
4D ; 66%
3D : 59%
2D : 29%
Support 4 Bank terbaik :
BCA
MANDIRI
BNI
BRI
Hot Promosi Jackpot Super Lucky
Promo New Member
Komisi Referal 1%
Info dan contact :
BBM D8E23B5C
LINE togelpelangi
No telp.dan W.a +85581569708
Silahkan bos
ConversionConversion EmoticonEmoticon