Palmyra merupakan sebuah kota
kuno yang terletak di Suriah, lebih tepatnya 130
mil atau 210 km timur laut dari Damskus. Kota kuno ini juga disebut dengan
nama Tadmur, Tadmor, atau Tudmur. Ketiga
nama tersebut merupakan nama terdahulu dari kota ini. Pada abad ke-1 M, pengusa
Romawi mengganti nama kota ini menjadi Palmyra yang mempunyai arti “Kota Pohon
Kurma”.
Pada abad k-3 SM, rute jalur
perdagangan dari timur ke barat selalu melewati kota ini. Di sebelah barat ada
Laut Mediterania dan Sungai Efrat di timur. Kondisi ini menghubungkan dunia Romawi
dengan Mesopotamia.

Palmyra demikian makmur pada abad ke-
2 dan ke-3 M karena aktivitas jaringan perdagangan yang luas, meskipun terkendala
dan terganggu karena perdagangan kafilah dengan Timur, dan juga adanya kondisi ketidakstabilan
sekitar Mediterania yang dikendalikan Romawi . Ketika Sāsānians menggantikan
Partia di Persia dan Mesopotamia selatan pada 227 M, jalur ke Teluk Persia
segera ditutup untuk perdagangan dengan orang Palmyra.
Kekaisaran Romawi beberapa kali
mengganti pemimpin kota ini. Setelah Zenobia, yang mengambil alih kota, di
bawah pemerintahan nya, tentara Palmyra menaklukkan sebagian dari Anatolia
(Asia Kecil) pada 270, dan kota mendeklarasikan kemerdekaannya dari Roma.
Kaisar Romawi saat itu, Aurelian, merasa terkhianati dan menghancurka Palmyra
tahun 273.
Kota ini kemudian menjadi bagian dari
wilayah Diocletiana, dan berganti menjadi jalur yang menghubungkan Damaskus
dengan Efrat, tapi pada tahun 634 diambil alih oleh Khalid bin Walid atau Abu
Bakr yang merupakan khalifah muslim
pertama. Setelah itu, perang kota ini sebagai pusat perdagangan secara bertahap
mulai menurun.
Bahasa yang digunakan di Palmyra
adalah bahasa Aram. Dewa utama orang Aram dari Palmyra adalah Bol (mungkin
setara dengan Baal, nama dewa di Timur Tengah Kuno). Bol menjadi dewa populer
setelah Bel (campuran dewa Babel Bel dengan Marduk). Kedua dewa
memimpin pergerakkan bintang.
Jika melihat reruntuhan di Palmyra
jelas mengungkapkan rencana jaringan dari kota kuno. Sepanjang jalan utama dari
timur ke barat diberi nama Grand
Colonnade oleh para arkeolog, terdapat serambi ganda dihiasi dengan
tiga Nymphaea. Ke selatan terdapat agora, Senat House, dan teater. Reruntuhan
lain termasuk sebuah kompleks luas yang disebut Diocletian Camp dan kepala
Palmyrene yang kudus, didedikasikan untuk para dewa yaitu, Bel, Yarhibol, dan
Aglibol. Sejumlah gereja Kristen kuno juga telah ditemukan. Dalam arsitektur juga
terdapat terpengaruh dari Mesopotamia dan Iran. Selain itu, seni yang ditemukan
di monumen makam mencerminkan pengaruh Romawi dan Kerajaan Persia.
Reruntuhan kota kuno Palmyra yang ditetapkan sebagai situs Warisan
Dunia UNESCO pada tahun 1980.
Pada bulan Mei 2015 kelompok ekstremis
yang dikenal sebagai Negara Islam di Suriah (ISIS) menguasai dan mengendalikan Palmyra.
Mereka menghancurkan dan menjarah situs arkeologi. Kuil Baal dihancurkan dengan
bahan peledak. Pada awal September 2015, PBB merilis foto satelit yang
menunjukkan bahwa candi utama Palmyra yaitu Kuil Bel, juga telah dihancurkan.
Pada bulan Maret 2016 tentara Suriah merebut kembali Palmyra dari ISIS.
1 komentar:
Click here for komentarPerang bisa menghancurkan segalanya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon